watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Fantasi dari kolam renang

Nama saya Frans (samaran), dan saya adalah
mahasiswa semester 5 di salah satu universitas
katolik swasta di bilangan Jakarta Selatan, dan apa
yang akan saya ceritakan disini adalah kisah yang
terjadi sekitar satu tahun lalu.
Di kampus saya, terdapat banyak sekali Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) yaitu wadah untuk
menyalurkan bakat dan hobi seperti UKM sepakbola,
UKM Voli, musik, dll. Salah satu UKM yang menarik
perhatian saya adalah UKM Renang dan Selam. Hal
ini bukanlah dikarenakan saya hobi ataupun jago
dalam berenang, tetapi semata-mata karena faktor
cewek-cewek yang tergabung dalam UKM ini.
Bukan merupakan rahasia di kampus bahwa salah
satu UKM yang paling diminati oleh mahasiswi-
mahasiswi adalah UKM renang, dan itu adalah
merupakan satu-satunya alasan saya untuk
bergabung dengan UKM ini.
Setelah bergabung dengan UKM ini (saat itu saya di
semester 3) dan sebagai anggota baru, saya wajib
mengikuti acara konsolidasi/perkenalan baik dengan
senior-senior maupun dengan sesama anggota
baru. Acara ini merupakan agenda tahunan UKM ini
dan untuk kali ini, acara akan dilakukan di daerah
Pantai Carita. Kebetulan pula saya ditunjuk sebagai
anggota panitia bersama dengan sekitar 10 anggota-
anggota baru lainnya (4 cowok dan 6 cewek).
Jum'at, Jam 10.42
"Frans, Dewi nih..", bunyi suara di HP ku.
"Oh, Dew, napa nih?", tanyaku.
"Gue mo nanya, loe pasti nggak ikut berangkat buat
acara survei lusa?"
"Hmm.. jadi sih, tapi pakai mobil siapa, soalnya
mobil gue dipake bokap"
"Iya gue tau, makanya gue udah nanya si Bobo, dia
bilang bisa kok pake mobilnya"
"Ya udah kalo gitu, tapi selain elo ama gue, sapa lagi
yang ikutan?"
"Selain lu ama gue, yang ikut nanti Siska dan Lia,
total 5 orang" jawab Dewi.
Mulutku rasanya ingin berteriak senang waktu
mendengar jawaban Dewi, langsung terbayang
olehku Siska dan Lia yang walaupun keduanya
tidaklah begitu cantik, tapi dengan kulit putih bersih
dan dada yang montok dan aduhai itu membuatku
tidak sabar untuk menanti tibanya hari Minggu.
"Oke deh Dewi, beres kalau begitu, See you Sunday
then.."
"Pokoknya lu jangan telat yah, berangkatnya dari
kampus Jam 7 pagi. Daag..", katanya lagi menutup
pembicaraan.
Minggu, Jam 7.20
"Gila lu, dasar tukang ngaret!", cerca Dewi dan Lia
hampir bersamaan.
"Sorry.. sorry.. temanku yang cantik, gue nunggu
bis lama banget tadi", jawabku membela diri.
"Ya udah deh, langsung cabut yuk!", ajak Bobo dari
balik setir mobil Honda CRV hitamnya.
"Frans loe ditengah aja yah, gue ama Siska mau di
tepi aja, mau liat pemandangan alam", pinta Lia
yang turun agar aku bisa masuk ke mobil.
"Siap komandan!", jawabku sambil masuk ke dalam
mobil dan langsung kuhempaskan pantatku ke jok
mobil di sebelah Siska yang duduk persis di
belakang Bobo.
"Berangkat Pak!", seru Dewi dari sebelah Bobo di
depan.
"Sialan loe, emang gue supir?"
Jam 8.25
"Wah..katanya mau liatin pemandangan, kok malah
tidur sih?", tanyaku pada Siska.
"Habis lama banget sih belum nyampe-nyampe
juga"
"Supirnya payah nih", Lia menimpali sambil tertawa.
Aku dan Siska ikut tertawa mendengar canda Lia.
Diam-diam kuperhatikan Siska di sampingku. Baju
ketat warna putihnya membuat dadanya yang
montok tercetak dengan sangat jelas dan sepertinya
hendak meronta keluar dari balik bajunya. Celana
jeans nya yang hanya sepaha juga membuat aku
menelan air liurku beberapa kali dan hanya bisa
membayangkan betapa nikmatnya bila tanganku
dapat membelai paha mulusnya itu.
Jam 9.52
"Akhirnya tiba juga..", teriak Bobo membangunkan
seluruh penumpang mobil.
"Bangun.. bangun..!", teriakku sambil menepuk
pundak Siska dan Lia yang dari tadi terlelap.
Jam 10.17
Setelah selesai membereskan urusan administrasi
dengan pemilik villa untuk pemakaian villa selama 3
hari untuk Minggu depan, aku menyempatkan diri
untuk jalan-jalan di sekitar villa. Tempat yang cukup
indah dengan taman yang luas, kolam renang yang
bersih dan area villa sendiri yang tertutup oleh pagar
tinggi sehingga dapat menutupi pandangan dari
luar.
"Eh, berenang yuk..!!", tiba-tiba terdengar suara
Dewi.
"Siska dan Lia udah di kolam renang tuh", timpalnya
lagi.
"Bobo mana?", tanyaku sambil melongok ke arah
dalam.
"Wah.. si gendut itu mah langsung aja molor pas
ngeliat ranjang..", jawab Dewi sambil berlari kecil ke
arah kolam renang yang terletak di belakang villa.
Segera saja aku mengganti pakaianku dengan celana
renangku, dan dengan melilitkan handuk kecilku di
pundak, aku segera saja menyusul cewek-cewek
tersebuat ke kolam renang. Sesampaiku di kolam
renang, kulihat Dewi dan Lia sedang berenang
dengan asyiknya sementara Siska tiduran di kursi
panjang di tepi kolam. Aku terkesiap melihat busana
renang Siska dan Lia yang lebih tepat disebut bikini
karena hanya terdiri dari sepotong BH dan celana
dalam yang tipis dan mungil dan menyerupai g-
string saja.
Aku segera saja duduk di kursi yang terletak di
sebelah Siska, sementara Dewi dan Lia masih asyik
berenang, aku manfaatkan kesempatan ini untuk
menikmati indahnya tubuh Siska dari balik kacamata
hitamku. Dari lirikkan mataku, aku dapat melihat
dengan jelas dada montok yang menonjol dengan
indahnya. BH kecil itu seperti tidak dapat menutupi
seluruh daerah payudaranya sehingga dari tepi BH
itu dapat kulihat dengan jelas dadanya yang putih
dan membuat penisku berdiri di balik celanaku.
segera saja kututupi dengan handuk kecil yang
kubawa.
"Loe berdua ikutan gabung dong..! Airnya hangat
nih..!", teriak Lia dari dalam kolam.
Tanpa kusangka Siska segera berdiri dan langsung
saja meloncat ke dalam kolam renang.
Aku tak mau ketinggalan, dan dengan penisku yang
masih berdiri dengan cuek aku juga segera
meloncat ke dalam kolam.
"Main polo air yuk, 2 lawan 2 kan pas nih", seru
Dewi yang tak tau dari mana sudah memegang bola
plastik di tangannya.
"Ayuk.. gue pasangan ama Frans deh!", timpal Lia
dengan cepat.
"Deal..!", kata Siska dan Dewi hampir bersamaan.
Singkat kata, acara main polo air itu membuat
tanganku beberapa kali entah dengan sengaja
ataupun tidak menyentuh dada, badan, maupun
paha cewek-cewek itu ketika berebut bola dalam air.
Penisku yang tegang itu juga beberapa kali
bersentuhan bahkan kadang-kadang berhimpitan
dengan badan mereka sewaktu saling berebut bola
maupun ketika aku 'dikeroyok' oleh mereka.
Kira-kira setengah jam kemudian, permainan pun
berakhir karena kami semua capek, dan hanya
duduk-duduk saja di pinggir kolam renang. Bikini
yang basah membuat lekukan tubuh mereka
terpampang dengan jelas di depan mataku.
Terutama Siska dan Lia yang lebih 'berani' dalam
memakai bikini yang tipis dan kecil dibanding Dewi
yang memakai baju renang yang standar.
Mataku seperti tak mau lepas dari dada Siska dan Lia
yang sangat montok itu, entah sadar ataupun tidak
bahwa puting susu mereka tercetak dengan jelas
pula. Mataku bergantian menyusuri dada mereka
satu persatu, kemudian turun ke daerah
selangkangan mereka dimana dapat pula kulihat
belahan vagina Siska dari balik g-string nya yang
tipis itu. Penisku seperti hendak bersorak kegirangan
menyaksikan pemandangan indah itu.
Cewek-cewek ini sangat 'berani' mempertunjukkan
tubuh mereka di depan laki-laki sepertiku, bahkan
beberapa kali Lia berjalan mondar-mandir di
depanku yang duduk untuk sekedar mengambil
lotion ataupun handuk yang diletakkan di
sampingku. Dari posisi dudukku yang tepat di
hadapan Lia yang sedang berdiri, sangat jelas pula
pantatnya yang besar itu seperti menantikan penisku
untuk dapat 'masuk' dan menari-nari di dalamnya.
Benar-benar merupakan penderitaan bagiku karena
penisku yang tegak berdiri terus rasanya seperti
terjepit dalam celana renangku yang ketat.
Jam 11.13
"Udahan ah.. tempat bilasnya dimana sih?", tanya
Siska sambil bangkit berdiri.
"Right behind you dear..", jawab Dewi sambil
menunjuk ke arah belakangku.
"Ikutan dong..", timpal Lia pula sambil langsung
berjalan menuju ke tempat yang ditunjuk oleh Dewi.
"Lu nggak mau ikutan Frans?", tanya Dewi
kepadaku.
"Kamar mandinya ada dua kok.", tambahnya.
Aku tersenyum kepadanya dan tanpa menjawabnya
lagi, aku segera bangkit berdiri dan berjalan ke ruang
bilas menyusul cewek-cewek tersebut.
"Wah.. tempatnya cuma ada dua Frans, ya udah
deh.. gue joinan ama Lia aja deh..", kata Siska
kepadaku ketika melihatku masuk.
"Ya udah..", sambil ngeloyor masuk ke ruang ganti
yang terletak persis di sebelah ruang yang dipakai
Lia dan Siska.
Ruang ganti itu sendiri merupakan tempat yang
dibuat ala kadarnya mengingat dinding
pambatasnya yang hanya dari triplek tipis bahkan di
beberapa bagiannya sudah berlovbang kecil.
Mungkin karena rayap yang menggerogotinya.
Instingku sebagai laki-laki segera menuntun mataku
untuk mengintip dari balik lubang kecil itu. Setelah
menyesuaikan dengan arah pandangan yang
terbatas, penisku kembali tegang ketika mataku
mendapatkan sesosok tubuh yang kini tanpa
ditutupi oleh BH lagi. Aku tidak dapat mengenali
apakah itu Siska ataupun dada Lia karena sama-
sama besar dan montok. Apa yang aku tau adalah
sepasang payudara yang bergoyang dengan
indahnya ke kiri dan ke kanan ketika digosok oleh
tangan yang menyabuninya.
Tanganku segera saja melepaskan celana renangku
dan penisku yang sedari tadi telah menegang
dengan hebat segera menyembul bebas. Tanpa pikir
panjang lagi aku segera menggenggam batangan itu
dengan tangan kiriku dan mengocoknya dengan
pelan sambil tetap mengikuti gerakan payudara
yang sesekali bergantung dengan indahnya ketika
pemiliknya membungkuk untuk mengambil
sesuatu. Pentil susu coklat muda yang lumayan
besar itupun membuat kocokanku pada penis
semakin kuat.Apalagi ketika jari-jari mungil itu
memilin dan menarik dengan pelan puting-puting
itu, semakin membuat jantungku berdebar dengan
kencang dan bergantian tangan kiri dan kananku
menjalankan tugas mengocok penisku.
"Loe ngapain sih mencet-mencet puting sendiri?",
suara Lia yang bertanya ke Siska hampir saja
membuat jantungku copot karena kaget. Sekarang
aku tahu bahwa susu yang mataku nikmati dari tadi
adalah kepunyaan Siska.
"Iseng doang..", jawab Siska dengan nada suara
yang cuek.
"Gila lu.. ntar malah terangsang lagi..", sahut Lia
sambil tertawa.
"Kalo itu sih dari tadi juga udah. Liat aja nih udah
mengeras begini.."
Suara tawa segera pecah dalam ruang ganti itu.
Sementara itu fantasiku semakin jauh mendengar
kata-kata Siska barusan. Mataku yang masih
mendapati puting-puting yang dipencet, dipilin
memutar dan di tarik-tarik dengan pelan itu semakin
membuat gemuruh nafasku kian memburu dan tak
beraturan.
KupeJamkan mataku sambil membayangkan
rasanya kalau saja penisku menerobos ke dalam
vagina Siska sambil tanganku meremas-remas susu
montok itu.Kubayangkan pula lidahku yang menari-
nari di puting susunya.. menjilati tubuhnya yang
putih dan mulus.. memagut bibirnya sambil terus
menggoyangkan penisku di selangkangannya.
Imajinasiku pun berjalan terus bahkan sepertinya
dapat kudengar suara erangannya ketika dia duduk
diatas perutku dalam keadaan penisku masih
tertancap dalam vaginanya. Kubayangkan goyangan
pinggulnya yang melawan hentakan penisku yang
naik turun dalam vaginanya yang rapat itu.
Kocokan yang semakin hebat oleh tangan kananku
membuat penisku yang telah memerah itu akhirnya
tak tahan lagi dan dengan derasnya kutembakkan
spermaku ke dinding ruang bilas itu. Sekitar 5-6
tembakan lahar panas yang kumuntahkan
membuatku terkulai lemas dan hanya dapat
menyandarkan kepalaku ke dinding sambil tetap
mengintip lewat lubang kecil itu.
Payudara mulus Siska beserta puting susunya yang
telah selesai dibilas dari sabun serta canda tawa Lia
dan Siska yang masih berlangsung membuat
jantungku yang berdegub kencang apalagi setelah
ejakulasi barusan.. pelan-pelan aku berdiri dan
kemudian membilas tubuh serta 'pistolku' yang kini
terkulai lemas..
Dalam hati aku tetap berharap suatu saat nanti aku
semua imajinasi dan fantasiku tentang Siska dapat
terwujud.
"Yah.. kalau nggak dapet Siska.. Lia juga nggak apa-
apa..", pikirku dalam hati.
"Frans.. lama banget sih.. gantian dong", teriak Dewi
dari luar membuatku segera tersadar dari
lamunanku dan cepat-cepat membilas tubuhku dan
keluar dari ruang bilas itu.
Mimik heran dari Dewi ketika melihatku keluar dari
ruang bilas dengan muka lemas tidak aku pedulikan
dan sambil berjalan menuju ke villa kembali
pikiranku melayang-layang dan membayangkan
susu dan puting Siska tadi.
Aku tersenyum sendiri dan tetap akan berpegang
teguh pada pandanganku bahwa selama cewek itu
mempunyai dada besar dan montok, maka dapat
dipastikan aku akan selalu berfantasi tentang dia
sewaktu onani. Dimanapun dan kapanpun karena
memang seleraku adalah wanita-wanita yang
'tege' (tetek gede) seperti mereka berdua..
*****
Demikianlah sekilas tentang pengalaman saya, dan
apabila ada kesempatan lain, saya akan kembali
mengirimkan cerita ke situs ini.Walaupun mungkin
lain kali bukan merupakan pengalaman nyata seperti
kisah ini.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/1503
U-ON

inc Powered by Xtgem.com